Kini ketika ada pemeriksaan forensik & Tim kesehatan lagi-lagi kapal itu makan korban.
1 tewas 2 kritis 3 hilang. memangnya nggak dibagi pelampung ya? nggak ngerti !
Masya ALLAH what 's wrong?
this journal contains notes of joy, sorrow, happiness, sadness ... whether it's a fact, opinion, wishes, hope or just imagination. this is about everything ...
Kini ketika ada pemeriksaan forensik & Tim kesehatan lagi-lagi kapal itu makan korban.
1 tewas 2 kritis 3 hilang. memangnya nggak dibagi pelampung ya? nggak ngerti !
Masya ALLAH what 's wrong?
Aku bangun di tempat tidur ruang observasi tadi, suara detak jantungku cukup keras untuk ruangan yang lengang itu.. alhamdulillah Resiko pertama ternyata telah kulewati.
ku gerak-gerakkan kakiku... ku raba mata kananku yang telah diperban... kepalaku rasanya pening ... tenggorokanku kering...
Mama dan Aa menghampiriku... aku haus sekali... aku kemudian minum ... dan dipindahkan ke ruang perawatan ... hari yang panjang pun dimulai ... telungkup dalam waktu 2 minggu !
kesabaranku mulai diuji... bukannya nggak kesel... di hari ke-12, itu puncaknya aku KESAL... BETE...tapi aku harus bisa sabar....
tiba-tiba aja aku sakit perut... mual ... wah ternyata ops bisa juga bikin orang grogi ya? aku diizinkan untuk ke toilet, melewati Ruang Tunggu keluarga Pasien... Aa, Papap & Ud menatapku dengan heran...
setelah selesai, aku masuki lagi ruangan tadi dengan perasaan lega... seseorang berperawakan besar menghampiriku dan memperkenalkan dirinya sebagai asisten dokterku, lalu dia mulai melakukan sesuatu yang paling aku benci which is mencari urat nadi. Akhirnya setelah gagal 1 kali dia berhasil melakukannya dengan komentar bahwa nadiku lebih menyukai jarum halus.
Setelah sang asisten pergi seorang suster menghampiriku dan meminta izin untuk menggunting bulu mata kananku. tak lama kemudian diajaknya aku ke K3.
K3 dimaksud adalah OR-nya, di ruangan yang luasnya 1/9 dari ruangan observasi tadi terdapat kursi recline di tengah berikut perintilan alat medis & dan sebuah tv yang telah standby di kiri atas kaki kursi.
Di dalam kamar itu selain aku, asisten dokter, 1 perempuan, dan suster pengantar, ada seorang lagi yang memperkenalkan dirinya sebagai ahli anestesi, whom I asked him a silly question "apakah selama aku tidur, aku bisa merasakan proses operasi?" sang anestesi tertawa dan said bahwa pertanyaanku itu jarang-jarang ada, then he said that if I sleep well then I will feel nothing (meanwhile sang asisten dokter dengan cekatan memasang semacam sabuk untuk detak jantungku, cincin dengan penutup di jari tangan dan kakiku yang menghasilkan bunyi detak jantung ...tut...tut...tut... kemudian ia memasukkan something lewat lubang nadi jariku), then anestesi itu asked me one question "where do you live?" aku dengan sigap menjawab, pertanyaan kedua dia ajukan...tepatnya sich mungkin bukan bertanya tapi konfirmasi aku tertidur atau tidak... aku sich maunya jawab tapi telinga rasanya tersumbat dan mulut tak bisa digerakkan, lalu... aku nggak ingat apa-apa lagi.
Mata ini milik-Nya, jadi kalau memang DIA mau apa-apain ya … itu memang milik-Nya, kita mau apa?
Aku melihat bahwa ini semua hadiah ALLAH kepadaku, tanda cinta-Nya padaku, ujian kepasrahanku, semoga saja upayaku memperoleh cinta-Nya tidak sia-sia…..