Sebangun dari tidur dan selesai mandi, kita langsung breakfast di tengah ruangan hotel. Makanannya enak untuk hotel sekelas itu, lagian ini hotel khan ada hubungannya dengan hotel Delima Sari yang lumayan gede (tergede malah) di kota ini.
Tanpa bermaksud merepotkan tuan rumah, diam-diam setelah makan pagi, gw dan MP menyusuri jalan A Makaseng terus ke arah Jl. Hasanuddin, maksud hati sich mencari salon (untuk creambath sekalian massage) atau toko souvenir. Jam belum menunjukkan angka 9, kebanyakan toko masih tutup sekalinya buka ya…lagi bersiap-siap untuk buka….
Sempet mampir ke Toko Surya lagi untuk nanyain Jalangkote alias Jalkot, rupanya baru bisa ada jam 11 siang, well, bener mbak Lanny bilang…disini semua berjalan lambat…
Kita menuju ke salon rujukan mbak Lanny yang letaknya di jalan yang sama sebelah Dynasty resto, yang ini lebih para, even pintu trally-nya aja belum dibuka…. Akhirnya kita nanya becak dan langsung menyewa 2 (karena ternyata becak di pare-pare itu hemat tempat, so kalo gue duduk berdua MP dalam satu becak, niscaya salah satu dari kita akan duduk ½ aja.
Kita menuju Jl.Batu Meseng untuk ke salon rujukan Hotel yaitu Bibah…. Disana sang tempat masih di-pel, tadinya mau coba untuk bertahan, nggak kuat juga, sang becak udah kita suruh pergi dan dibayar 10rb dari kontrak 8rb malah nunggu juga, kita sebenarnya udah diberi tahu kalau di jalan itu ada toko souvenir, tapi sang becakwan dengan bangga mengatakan bahwa toko souvenir ada di central, dimana itu central? Rutenya balik lagi lewat hotel kita terus maju lagi ke arah timur….dan berhentilah kita di pasar tradisional sodara-sodara…. Hahaha… ya sudahlah masuk juga untuk basa-basi walopun kita tahu nggak ada apa-apa disitu as souvenir…. Jadinya malah beli shampoo sachet untuk keramas …yah ibarat kata tiada jadi ke salon, keramas sendiri pun jadilah.
Baru aja turun dan berjalan beberapa langkah.. bos gede tiba-tiba nelpon, seperti biasa dia lupa kalo gue lagi “on duty” ke Makassar en my direct bos juga khan ternyata lagi on duty juga to Bali ….huah ! aku juga baru sadar…bubar dech tuch kantor…untung masih ada colleagues ku yang baek-baek, mana disitu nggak ada warnet, satu-satunya fasilitas internet adanya di hotel mana gitu… malas ach... sempet panic juga nge-call in orang-orang…uihhh…
Adrenalin-ku naek lagi.. tepatnya sich jadi heran manakala setelah turun di hotel, sang tukang becak menjitak dengan angka tambahan 20rb… lho khok… tau gitu gue udah “mecat” dia sejak di salon tadi…
Turun di hotel, kita nyebrang ke toko sandang yang letaknya ada di depan hotel…alamak harganya….mahal amat… ternyata sutra singkang itu start from 250rb-an ya… ach nggak dech, itu namanya ngabisin budget oleh-oleh atuch.
Balik ke hotel, aku dan MP take a rest.. tidur sambil nonton HBO, cink ! channel-nya ternyata lebih lumayan dibandingkan dengan Toraja. Mbak Lanny kemudian call ngajakin ketemu di kantornya untuk nanti pergi lunch bareng.
Guwe dan MP jalan kaki ke kantornya yang beda 4-5 bangunan ke sisi kanan hotel, disitu ada mungkin ½ jam kita chit chat, nggak taunya her sister call and asked her favor doing things for her mum… she promises to only take 10 minutes to do so, tapi berhubung kita nich lapar berat, langsung dech kita balik ke hotel dan lanjut ke Toko Surya untuk makan Jalkot, Kroket, Lumpia, Nasi Campur, Ayam bakar/goreng, udang Goreng Tepung.. tidak lupa es Jeruk… (tester biasaaaaa)….
Disitu kita baru found out kalo makanan Pare pare mararanis…. Berbeda dengan malam sebelumnya yang dipenuhi seafood lezat, maka semua makanan di toko ini enak cuman Nasi Campur dan Ayam bakar/gorengnya nggak cocok di lidah…. Rasanya manis gitu… Nasi Campur itu isinya: Nasi, Abon, kentang iris (gula caramel), dendeng paru manis, daging bumbu merah nggak pedes tapi manis (dimasak seperti masakan timur tengah bumbu merah tapi rasanya nggak berempah cuman manis), dan ayam bakarnya disiram bumbu barbecue yang (lagi-lagi) manis…. Akhirnya kita langsung beres-beres dan menuju hotel setelah sebelumnya membungkus 10 pcs Jalkot untuk bekal sekaligus oleh-oleh di perjalanan menuju Makassar jam 2 siang nanti.
Untuk perjalanan menuju Makassar, memang udah dipesenin travel sama Mbak Lanny, jadi kita kemudian nongkrong di kantor beliau setelah selesai packing dan check out dari hotel untuk nunggu di-pick up. Sementara nunggu kita (lagi-lagi) di-treat es kacang merah ala Manado tapi pake alpukat dan kelapa, lumayan menyegarkan…..
Jam 2 lebih travel-nya datang, mobil kijang Inova ongkos-nya 40rb per kepala, penumpang waktu itu ada bertiga dengan bawaan tambahan berupa surat-surat titipan…. Karena seperti biasa sang supir picking up every single thing… so kita baru bener-bener cabut jam 3… perjalanan menuju Makassar adalah perjalanan yang worth to see…. Rute-nya tidak lagi berkelok-kelok tapi lurus…. Di sisi kiri kita ada jajaran sawah (masuk Maros dan Barru berubah jadi jajaran pabrik) dengan gunung batu berumput yang indah banget…dramatis gitu.. di sisi kanan jajaran tepi pantai mungkin tepatnya teluk atau laut berair tenang yang bersih, biru, cerah tanpa polusi….seperti menyusuri pantai utara Jawa berpuluh tahun lalu kali yaaaa….. jarak ke Makassar adalah 150 km-an jadi kalau driver bisa bawa mobilnya 80 km/jam maka jarak tempuh bisa 2 jam-an. Supir guwe ini termasuk yang ngebut… dia bisa melarikan mobilnya lebih dari 80 km/jam, seandainya saja jalan tol Makassar (ring road) sudah selesai mungkin bisa menempuh 1,5 jam, tapi karena mobil-mobil besar memenuhi jalan yang baru ½ jadi itu, maka tak ayal lagi macet…cet….cet…..sampe rumahnya mbak Monik sekitar jam 6 pas Magrib…
What Worse, kebiasaan merokok lagi-lagi jadi kesebelan guwe dan MP, di tengah jalan panjang, sang driver batuk terus dia buru2 buka jendela, terus dia langsung ngerokok….nggak permisi dulu lagi…please dech Pak…. Guwe pengen juga tuch diberlakukan trauma treatment buat para smoker untuk merokok dengan cara memasukkan kepalanya dalam plastic bag…jadi biar puas tuch asap dihisap, dikeluarkan dan dihisap lagi sendiri…hemat khan? Bukan ngelarang ngerokok ya….please do…tapi jangan jadikan kita yang bukan smoker ikut2an ngehisap juga…. Please dech kamse upay banget sich…
What Fun, I love beaches…. So Pare pare is one of the cities that has a unique, clean and fresh scenery….so next time I’ll take my family here….besides, the accommodation and the food is very cheap….too
another amazing views on the way to Makassar
previous related blog
next related blog
Saya baru kemarin sampaiPare-Pare.
ReplyDeleteHari ini sudah nemu warnet. Lumayan kenceng, googling "warnet pare-pare" kok masuknya ke sini, ya sudah, ninggal komentar saja...
Hi Riwi, thanks buat click-nya.. hehe ... salam kenal yaa
ReplyDelete