Tuesday, September 16, 2008

sekelumit Cerita dari Cimahi 1986 - 1988

Terpicu dari posting sebelumnya dan posting beberapa netter mengenai Cimahi, jadi terbetik niat untuk bikin sedikit sum up tentang Cimahi dan my teen’ stories… here it is…

 

Mungkin nggak akan pernah kenal sama yang namanya Kota Cimahi, kalau saja waktu penugasan di Bandung dulu, Bokap/Nyokap nggak maksa nyicil BTN di daerah Leuwigajah Cimahi.

 

Mungkin juga nggak akan pernah merasakan senang-sedihnya untuk menetap di sana, kalau saja Bokap nggak ditugaskan di Jakarta… lho kok?

 

Sejak akhirnya Bokap “dicabut” dari Timor Timur (East Timor, Negara kecil yang akhirnya direlakan berdiri sendiri), dan diminta untuk sekolah lagi, lalu lulus sekolah akhirnya Bokap mendapat tugas di tempat yang baru … di ibukota. Akhirnya kami sekeluarga yang semula menetap di Garut, memutuskan untuk pindah ke Cimahi, menetapi rumah yang sudah lama terbengkalai (sempet dikontrakkan tapi karena miss-management dan miss-leading…pokoknya long story lah…). Rumah itu kemudian di-renov dan di-touch up, sehingga layak untuk dihuni.

 

Kami memang memutuskan untuk tidak mengikuti Bokap ke Jakarta, kalau boleh kutebak… pertimbangan-nya sich karena (1) di Jakarta kita nggak punya rumah, dan mengontrak bukan jiwanya bo-nyok (2) biaya hidup di Jakarta pastinya lebih melangit dibandingkan dengan biaya hidup di kota administrative sekecil Cimahi (3) Nyokap juga bermaksud meneruskan karir sebagai guru (walaupun kutahu kepindahannya ke Cimahi, menyebabkan promosi-nya cukup terhenti, bagusnya sich ada kenaikan karena tadinya Nyokap guru SD lalu waktu pindah ke Cimahi jadi Guru SMP).

 

Begitulah, tahun 1986 kehidupan berlanjut di Komplek Suaka Indah, Jl Gajah X No. VIII, Bokap sendiri di Jakarta semula menetap di Jatipadang bersama kakak-nya nenek (sekarang alm, uwa-nya Nyokap) lalu pindah ke mess di bilangan Slipi Jakarta Barat. Pulang ke Cimahi seminggu sekali, setiap hari Sabtu, udah jadi agenda nunggu becak dateng karena biasanya Bokap naek becak dengan jinjingan dari Pasar Atas Cimahi… (ketika itu Pasar Atas terletak di sebrang mesjid Agung, dimana badan jalan dipakai untuk berjualan aneka jajanan mostly gorengan…)

 

Cimahi itu kota tentara, karena banyak sekolah pendidikan militer di situ, maka nggak heran tentara banyak banget berkeliaran meskipun bukan di daerah tangsi, ambil contoh di komplek rumah, dari 10 rumah yang ada di jalan yang sama, hampir dapat dipastikan 8 orang diantaranya adalah tentara atau paling tidak yang 2 ngontrak ke tentara juga …hihihi… jadi kalo kita lemparin batu ke sekelompok orang yang sedang berkumpul, pasti kena ke kepala tentara atau paling nggak anaknya tentara  hehehe…  

 

Pada saat pindah ke Cimahi, aku baru memulai sekolah di SMP Negeri Utama (bukan swasta tapi negeri, itulah uniknya nama sekolah di Jawa Barat, penamaan sekolah tidak berdasarkan nomor tapi nama daerah/desa yang ditempati… walaupun sekarang SMP-ku itu mengikuti tata cara Jakarta, sehingga namanya berubah menjadi SMP Negeri 9). Kenapa bisa masuk ke sekolah itu semata hasil survey yang dilakukan dadakan oleh Bokap (dan ternyata survey ini nantinya berlanjut … hehehe) dan tidak dilakukan menyeluruh ke seluruh bagian Cimahi tapi hanya meliputi sekolah yang deket dengan rumah... hasilnya ya…sekolah ini  padahal sayang sama NEM yang jauh banget di atas quorum yang diperbolehkan untuk memasuki sekolah… tapi kalo nggak gitu nggak bakal ada story disitu khan J

 

Nyokap sendiri baru pindah mengajar dan (kok ya bisa) ke sekolah aku juga pindahnya, persis di awal tahun ke 2, sementara adek masuk ke SD Leuwigajah lalu pindah ke SD Baros di dekat lapangan Kartini (hemmm…buat Dia kayaknya selalu lucky dapet sekolah bagus …bukan berarti sekolah ku nggak bagus lho…)

 

Letak sekolah agak tanggung, jauh nggak deket juga nggak, karena letaknya di jalan menuju Cimindi sementara mobil angkutan yang tersedia adalah yang menuju ke Cimahi kota, pilihannya kalau mau naek mobil angkutan harus berhenti di pertigaan terus jalan kaki lagi sedikit ke sekolah atau ke sekolah dengan jalan kaki melewati gank-gank kecil dan jembatan yang dialiri air yang kerap berganti warna, pagi hijau siang merah, pagi coklat siang kuning, atau sebaliknya … maklum air buangan pabrik.

 

Sempet tuch ngalamin pertigaan Cimahi dibongkar abis untuk keperluan pembangunan TOL padaleunyi, sejak itu nggak pernah ketemu lagi sang sungai tujuh warna, karena jalan yang diambil memutar ke dekat pertigaan Leuwigajah Nanjung baru ke pertigaan Cimahi Cimindi…… berlanjut sampai sekarang…

 

Selama SMP, ekskul yang diikutin yang khusus untuk anak-anak baek dan nggak pecicilan hehehe… paling cuman Pasus (model paskibraka) dan OSIS tapi di MPK-nya bukan bagian eksekutif. Jadinya, tempat yang di-explore semata yang berhubungan dengan kegiatan kursus di luar sekolah, kebetulan ambil kursus bahasa Inggris di PQEC daerah Cimindi (=Private Quick English Conversation, masih ada nggak ya, dulu terkenal tuch! Model-model LIA di Jakarta lah…pada saat itu metodenya lumayan OK, selain belajar Grammar juga ada praktek percakapan, so kita bisa kenal banyak orang, selama percakapan biasanya didampingi oleh seorang kakak kelas yang bertindak layaknya seorang guide…) … jadinya paling jalan bareng temen-temen kursus ceritanya nyari Bule untuk diajak ngobrol …idih… norak abis! … ke Dago Pakar, pernah ke Wanagiri jalan kaki lewat Cisarua Cimahi (pake pantopel lagi !), terus ke Curug Sindulang daerah Cicalengka juga pernah, naeknya pake Kereta Api…ih ngablu banget jalannya…

 

Kegiatan di rumah lain lagi sich…sempet ikutan kegiatan Karang Taruna …. Beberapa senior yang ku inget namanya kak Muljadi, Kak Yudi, Kak Iwan… terus ada Neng adeknya Kak Muljadi dan ada mbak … adeknya Kak Yudi. Ada beberapa tetangga juga di sekitar rumah… tapi dulu khan selain sekolah dan kursus, satu-satunya kegiatan luar ya ngaji… di mesjid depan komplek depan Kerkoff sama Abah (tapi sekarang udah wafat) …  atau ngunjungin teman sekelas di bagian belakang komplek… Henny dan Ika, dulu sohib deket juga ada disitu namanya Susi (sekarang kemana ya?) selebihnya ngedon lagi di kamar nulis diary.

 

Wah panjang ya ternyata ceritanya…bersambung aja dech kalo gitu.

 

No comments:

Post a Comment