Sunday, March 1, 2009

Nirmala edisi Feb 09:“Prof DR IR HR Sudrajat Msc, Belajar Dari Fenomena Alam, Menyembuhkan Asma“

Thanks to mbak Retno yang meminjami majalah Nirmala, berawal dari concern beliau yang kebetulan punya anak pengidap asma, terus mungkin karena sempat liat status update gw di facebook tentang Asma yang nyerang tanpa diundang February ini.

Nirmala edisi February 2009 berjudul “Prof DR IR HR Sudrajat Msc, Belajar Dari Fenomena Alam, Menyembuhkan Asma“

Mengenai pengalaman hidup seorang peneliti Departemen Kehutanan yang merupakan penderita asma kambuhan, kakak sang peneliti bahkan terenggut nyawa-nya antara lain karena menderita penyakit tersebut (nggak pernah terbayang kalau asma bisa jadi penyebab kematian pada awalnya…)

Meski judul artikel-nya menurutku tetap saja bombastis, karena sebagaimana halnya flu, asma memang tidak bisa disembuhkan melainkan menghindari factor-faktor yang memicu terjadinya gejala asma (dalam kasus-ku, biasanya karena debu atau setelah mengalam batuk parah). 

Yang menarik memang ternyata asma yang memang bentukan dari alergi, bisa muncul karena stress (?), well, well, well, terjawab sudah kenapa kemarin ini bisa muncul dan menyerangku begitu saja… tanpa debu dan tanpa batuk parah. 

Hipotesa yang diajukan adalah bahwa stress menyebabkan degradasi nutrisi, enzim, serta hormone sehingga daya tahan tubuh menurun, termasuk menurunnya zat antialergi yang ada di dalam tubuh.

Hipotesa kedua, secara beliau ini peneliti, maka beliau memperhatikan tanaman ataupun hewan yang cukup kuat akan stress… ini yang menarik, terjawab sudah, mengapa orang asma disuguhi obat yang aneh-aneh… mulai dari squalene –minyak ikan paus, hati kalong, hati Onta, ataupun kecebong. Secara khan, binatang-binatang itu khan dikenal cukup tough menghadapi kehidupan alam yang keras. Paus yang bernapas dengan paru-paru tapi hidup di laut dalam, atau kalong alias kelelawar, atau Onta yang kuat berjalan kaki di udara gurun tak ramah.. atau binatang yang hidup di dua dunia. 

 

No comments:

Post a Comment