Friday, September 28, 2007

Ikhlas, Ridha dan Pasrah....

susahnya punya ilmu tiga itu .... anyone ?

I'm not your competitor, bos !

sepuluh taon jadi bawahan, iseng merhatiin type-type (orang yang pernah Jadi) bos guwe (mungkin juga tulisan ini keluar karena Jumat kemaren guwe kesel banget ama boss guwe ?)

TYPE CUEK
dunia mau kayak apa kek nggak peduli asalkan kerjaan anak buah beres.
dan personal life lebih matter buat dia.
--> ketemu di awal kerjaan, no comment lah short banget soalnya waktu itu.

TYPE IDEAL
disiplin, profesional, punctual, punya personal life tapi nggak akan mengaruhin lu punya performance dan satu lagi...appreciate lu dan menyokong atau support lu....
--> seneng juga sempet ketemu type macam ini dan cukup menanamkan nilai-nilai yang mendasar in my working life... sayang belum ketemu lagi type seperti ini...

TYPE NGGAK TAHU APA-APA TAPI (SOK) DETAIL
nggak mau coment soal yang ini, karena kalo kerja pake hati ...eeee.....capek...deeeehhhh

TYPE BRIGHT tapi GET TOO CLOSE TO YOU
pinter banget jadi nggak susah-susah untuk kerja dan mikir karena ada yang do the things for you... although guwe suka di-challange melakukan solving problem sendiri, cuman karena deket ama loe.... akibatnya kalo dimarahin karena melakukan sedikit aja kesalahan, bisa blow up tuch padahal kalo yang lain melakukan, nggak... ihikkk
--> guwe cuman mau ambil bright-nya aja.

TYPE SMART
pinter, cepet nangkep lu punya case (jadinya nggak harus susah2 nerangin suatu masalah berkali-kali) menilai lu secara profesional wyswyg ! tapi nggak akan close sama lu secara personal....
--> lumayan lah fair enough, it just you can run to him/her with all problem without offering the solving/settllement.

TYPE (SOK) PINTER
ini dia ngeselin abis.. udah gitu pake ngotot lagi...padahal salah...nanti balik ke opinion kita di awal seolah itu opini-nya dia...ih amit-amit....
--> not single things lah to be taken as example kecuali mungkin kebaikan dia nge-appreciate kita secara nggak langsung... maksudnya tahu terima kasih...ech ini berarti yang harus diambil sbg teladan ya...

TYPE KONEKSI
you are there because of someone, semuanya jadi belum mateng seperti buah yang belum mateng pohon dipetik dan dipaksa untuk dimakan...keliatannya sich mateng ech dalemnya masih mentah, pengalaman masih kurang so managerial skill is by the book not by instinct, tapi karena koneksi...pertemanan jadi nomor satu...promosi akan timbul dari temen dulu.... cuciaaannnn deeeechh
--> too childish in solving the problem dan kalo lu bukan temen-nya ya wasalam lah.

TYPE PINTER TAPI (SOK) ASYIK
kerjaan OK, pinter cerdas tapi nganggap anak buah pesaing.... males kasih komentar untuk yang ini.... di satu sisi kerjaan loe lancar...di sisi lain loe jadi seperti kompetitor dia....please dechhhhh.... guwe ini khan tahu diri lah .... dimana guwe berada insya ALLAH disitu langit guwe junjung... kenapa juga mesti compete sama guwe....males ngomonginnya dech...bete...

Thursday, September 20, 2007

Ramadhan adalah 'Sepotong Taman Surga'

Message

[Eneng 's comment]

di bawah ini kutipan posting email yang cukup menarik untuk dibaca, setelah di go-through didapat kesimpulan bahwa kayaknya guwe belum melakukan puasa dengan benar… bahwa dalam berpuasa yang masih sulit dilakukan sampai saat ini adalah menjaga lisan, pendengaran dan penglihatan… kalau Puasa dipatok murni pada factor 3 ini, kayaknya guwe udah batal puasa dari kemarin-kemarin, mungkin bukan batal… tapi makna puasa-nya aku nggak dapet L  

Ramadhan adalah 'Sepotong Taman Surga'
Oleh : KH Hasyim Muzadi

Pernahkah terbayang dalam benak kita mengenai "sepotong surga" yang melayang-layang di atas bentangan langit dunia? Ia diangkat tinggi-tinggi oleh sepasukan malaikat Allah dan diantarkan oleh para bidadari yang mengirimnya hingga ke langit terbawah. Dalam "sepotong surga" ini tampak pula sepotong kolam yang berair tenang hingga kita dapat melihat diri kita sejelas-jelasnya. Jelas dosa-dosa kita, jelas pula kekurangan dan sifat alpa kita. Inilah tempat paling jujur bagi kita untuk melihat diri. Dan, dialah, Ramadhan yang kehadirannya selalu dinanti-nanti.  "Sepotong surga" ini sengaja dihidangkan Allah untuk para hamba-Nya. Ia, tentu saja diidam-idamkan oleh semua makhluk Allah. Berbeda dengan kilatan komet yang datang sekian puluh tahun sekali, "potongan surga" ini datang sekali setahun, selama satu bulan. Komet hanya sekilas lalu menghilang. Hanya dinikmati oleh mereka yang dekat dengan teropong. Tetapi potongan surga ini, sungguh luar biasa menakjubkan, diperuntukkan untuk semua hamba-Nya.

Baginda Rasul, Nabi Muhammad SAW, jauh-jauh hari sebelum bulan termulia ini datang, selalu melakukan persiapan-persiapan. Beliau menampakkan rasa gembiran serta keriangan tiada tara, karena bulan ini akan memberikan kesempatan emas bagi beliau dan terutama bagi umatnya.   Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan kasih sayang Allah, bulan ampunan Allah dan bulan di mana Allah membuka pendaftaran bagi hamba-Nya yang ingin dibebaskan dari sergapan dan jilatan api neraka.

Setelah sebelas bulan lamanya kita bergelimang dosa, badan ditaburi dengan makan-makanan yang syubhat serta haram, mata hanya menikmati pemandangan yang mengundang murka Allah, telingan hanya mendengarkan yang berbau maksiat, tangan digunakan untuk memeras; kini tiba saatnya, selama satu bulan, kita menahan ini semua.  Betapa sayang dan kasihnya Allah kepada kita, meski berjuta dosa menumpuk, meski serangkaian pengkhianatan kita lakukan, meski setiap janji dengan-Nya kita selalu menyertainya dengan pelanggaran, tetapi Allah tak pernah bosan untuk menyayangi kita.

Alangkah indahnya kasih Allah kepada kita, tetapi alangkah nistanya kita sebagai hamba-Nya. Setiap saat Allah antarkan nikmat-Nya kepada kita, tetapi setiap malam para malaikat-Nya juga mengantarkan catatan-catatan keburukan kita kepada Allah.

Maksiat kita kepada-Nya tiada henti tetapi ampunan Allah kepada kita juga tidak pernah terputus. Alangkah nikmatnya Ramadhan. Beruntunglah kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk bertemu Ramadhan karena tidak sedikit di antara saudara kita yang pernah bertemu Ramadhan tahun lalu, tetapi tak bisa menikmatinya tahun ini. Ketahuilah, ini semua terjadi karena kita masih disayang Allah. Janganlah kasih dan sayang-Nya kita balas dengan tindakan yang justru menistakan diri kita.

Untuk membasuh seluruh daki-daki dosa, untuk membersihkan sifat angkara murka, untuk menyucikan kembali jiwa kita, Allah telah memerintahkan para malaikat-Nya mengantarkan "sepotong surga" agar kita dapat membasuh diri, membersihkan jiwa serta menyucikan hati melalu bulan Ramadhan. Karena itu, jangan sia-siakan kedatangan Ramadhan ini, jangan telantarkan hidangan yang tengah disajikan para malaikat-Nya kepada kita.  Bulan ini akan mengajarkan kepada kita bagaimana melakukan pengendalian, bagaimana melakukan pelurusan serta bagaimana melakukan penjernihan terhadap rohani kita. Hal ini semua dapat dengan mudah dicapai bila kita secara sadar mampu mengendalikan nafsu, karena salah satu elemen kamanusiaan ini memang diciptakan Allah dengan kehendak tak terbatas. Nafsu selalu cenderung kepada hal-hal negatif (an-nafsul ammaaroh bis suu') dan untuk menundukkannya kita harus bisa memberikan jalan dan ruang yang jelas agar nafsu dapat dimafaatkan dengan benar. Inilah sebenarnya barometer paling nyata yang diberikan Allah kepada hamba-Nya untuk dapat mengukur kehambaan kita kepada-Nya.   Jika seorang hamba mampu mengendalikan nafsu dan memanfaatkannya dengan baik, maka nafsu (an-nafsul lawwamah) akan sangat membantu membangunkan stimulus dalam diri kita untuk selalu menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Allah. Kalau bisa, malah meletakkan kehendak Allah di atas kehendak kita. Menikmati makanan karena lapar, merasakan kesejukan air karena dahaga, dan berhubungan intim karena memenuhi kebutuhan biologis, adalah kehendak kita. Di bulan Ramadhan, kita mencoba mengendalikan kehendak-kehendak ini di bawah kendali kehendak Allah. Allah berkehendak agar kita berpuasa dari makan, menahan dahaga serta menjauhi hubungan intim.

Ini semua harus kita lakukan meski kita meyakini benar harta yang kita makan adalah milik kita, air yang kita minum adalah milik kita, dan wanita yang kita gauli adalah istri kita. Puasa bukan sekadar melarang kita untuk melakukan hal-hal yang diharamkan Allah, tetapi apa yang menjadi hak kita pun harus dibatasi dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Pada strata ini, kita baru sukses menjadi orang yang berpuasa "shoumul 'umum".   Pada strata lanjutan, seorang hamba akan disebut mampu menangkap pesan moral ibadah puasa ketika ia bukan sebatas menahan makan, minum, dan seks, tetapi bila ia berhasil mengendalikan pembicaraannya, pendengarannya, dan pandangannya.

Bulan ini akan mampu mengantarkan kita melakukan "shoumul khusus", kalau kita mampu puasa bicara. Kita bukan sekadar mampu mengendalikan lidah untuk tidak menggunjing, menfitnah, berbicara kotor, karena di luar bulan Ramadhan pun hal itu tak boleh kita lakukan. Kondisi ini akan semakin baik jika kita juga mampu melakukan puasa mendengarkan.   Bukan sekadar berpuasa mendengarkan yang jelek-jelek, karena di luar bulan Ramadhan pun hal itu sudah jelas-jelas dilarang. Kita mencoba mendengarkan yang baik serta membiasakan telinga kita menyimpan hal-hal yang baik. Begitu pula dengan puasa melihat. Kalau jenjang ini berhasil kita lakukan, maka strata kita sudah meningkat menjadi "shoumu khususil khusus".

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Al-Baqarah: 183).

Jika bangsa ini merasa betapa berlimpahnya kesulitan menghadang, seakan tidak ada lagi harapan, maka Ramadhan adalah saat di mana Allah tidak akan mengecewakan hamba-hamba-Nya. Karena itu, seharusnya kita bersimbah air mata karena kerinduan yang mendalam ingin mendapatkan jaminan Allah SWT.

Baginda Rasul pernah bersabda, "Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.

Bermohonlah kepada Allah, Rab-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shaum dan membaca kitab-Nya. Sungguh celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung ini. Wallaahu a'lamu bis-shawaab.

       
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana

Tuesday, September 18, 2007

Minggu Yang Penuh

puasa udah seminggu, jadwal kok penuh banget ya? coba check aja run down-nya ya:

minggu kemarin:
Jumat - buka puasa Direktorat

minggu ini:
Selasa - sosialisasi merger BEJ-BES (buka puasa)
Rabu - sosialisasi E-reporting BEJ (buka puasa ama keluarga Mertua)
Kamis - tadinya ada acara pot luck di (new) apt Regina, dicancel (lagi) ke minggu depan
Jumat - buka puasa Corporate Secretary doang...
Sabtu - buka puasa di Cianjur (yup! Cianjur the city bukan the street!)

belum lagi kerjaan yang (tanpa diduga) melonjak, padat dan jadi urgent semua !
pesenan2 nyokap-lah yang belum terpenuhi...aduuuhhhhh...
bikin adrenalin naek terus nich.... alhamdulillah...secara orang nggak mau diem kayak guwe...cuman ini ibadah jadi keteteran...kumaha atuh?

Friday, September 7, 2007

Mushala (tempat Shalat di Jakarta)

berbahagialah kaum muslim yang tinggal di Jakarta, sebenarnya sudah sering kita diberi kemudahan untuk menunaikan shalat... fasilitas umum dimanapun nyaris selalu di-furnish dengan mushala...coba deh pergi ke Bali .... (meski sekarang udah lumayan ada, biarpun diletakkan menempel dengan WC Umum)... atau ke Toraja... susahnya nyari tempat shalat, kecuali mesjid tentu aja... di Jakarta? jangankan kantor, atau mall, pom bensin pun ada tempat shalat-nya....

meskipun memang ada, sayangnya di beberapa tempat.... tempat ibadah ini terkesan "asal ada", meskipun ada beberapa yang boleh diacungi jempol:

KATEGORI MALL dari sekian mall di Jakarta, baru Tanah Abang yang serius karena meletakkan (nggak tanggung-tanggung) mesjid di lantai atas.... sekarang ini ada juga Senayan City yang menempatkan mushala-nya di food court lantai bawah dengan fasilitas yang lumayan OK... ada penitipan barang, pemisahan male and female, ruang mushala yang ber-AC cukup malah.

KATEGORI HOTEL
fasilitas mushala kalau training di Hotel paling banter mushala-nya dikasih kamar hotel khan ? kayaknya acungan jempol untuk Santika Hotel yang secara khusus menaruh mushala-nya tidak di kamar hotel dan lagi tidak jauh dari ruang kelas training....

KATEGORI RUMAH SAKIT
Mushala Jakarta Eye Center lumayan bersih dan enak, udah gitu ada disclaimer kalau mukena-nya selalu dicuci tiap hari...

so...asyik juga ternyata memperhatikan Mushala di tempat umum kayak gitu.... tinggal kemauan shalat-nya aja kayaknya :-p